Minggu, 27 November 2011

Persamaan Hak Dan Persamaan Derajat Dalam Masyarakat Indonesia

Persamaan Hak
Setiap manusia mempunyai hak yang sama di bumi ini, dan persamaan hak itu tidak dibedakan oleh status sosial, usia, gender atau perbedaan apapun.
Setiap warga negara berhak mendapatkan hak-hak azasinya yang meliputi hak azasi pribadi, hak azasi ekonomi, hak azasi politik, hak azasi sosial dan kebudayaan, hak azasi mendapatkan pengayoman dan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan serta hak azasi terhadap perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan hukum.

Persamaan Derajat
Persamaan derajat adalah suatu hubungan timbal balik yang terjadi antara masyarakat dengan lingkungan di sekitarnya serta adanya persamaan hak dan kewajiban di antara satu sama lain.
Persamaan Derajat Dalam Masyarakat Indonesia
Sebagai warga negara Indonesia, tidak dipungkiri adanaya kesamaan derajat antar rakyaknya, hal itu sudah tercantum jelas dalam UUD 1945 dalam pasal ..
1. Pasal 27
  • ayat 1, berisi mengenai kewajiban dasar dan hak asasi yang dimiliki warga negara yaitu menjunjung tinggi hukum dan pemenrintahan
  • ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
2. Pasal 28, ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menyampaikan pikiran lisan dan tulisan.
3. Pasal 29 ayat 2, kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh Negara.
Namun bagi masysarakat Indonesia persamaan derajat merupakan hal langka dan masih sangat kurang diperhatikan. Seperti hal nya penegakan hukum di Indonesia yang masih memandang status sosial dan lebih banyak memihak kepada orang-orang kaya dan berpengaruh di negeri ini.
Selain dalam hal penegakan hukum, kurangnya persamaan derajat juga masih dapat dilihat dalam hal toleransi sesama umat beragama di Indonesia, masyarakat Indonesia yang masih membeda-bedakan individu dan kelompok oleh agama yang dipeluknya.
Dalam hal ini adalah tugas kita sebagai warga Negara Indonesia untuk memperbaiki dan menyerukan persamaan hak dan derajat untuk kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, juga tentunya tugas untuk pemerintah kita sekarang.

Minggu, 20 November 2011

Pesan Sosial Dalam Film “Rindu Kami PadaMu”


Rindu Kami PadaMu merupakan film Indonesia yang dirilis pada tahun 2004 yang disutradarai oleh Garin Nugroho. Film ini dibintangi antara lain oleh Didi Petet, Nova Eliza, Fauzi Baadilla, Jaja Mihardja, Neno Warisman, Raisa Pramesi, dan Reza Bukan.
Film ini menggambarkan Islam Indonesia adalah Islam yang khas, karena dalam dinamika sosial ia tumbuh sebagai penghayatan. Islam dapat dikenali tidak saja di masjid-masjid atau surau, tapi bahkan dari hiruk-pikuk suasana pasar, ajaran itu terus saja hadir bersama interaksi masyarakat. Islam menjelma menjadi riuh-rendah dalam budaya manusia Indonesia, tapi tak pernah hilang apalagi punah. Islam berada di sana, menyatu bersama aktifitas, dihayati sebagai citra identitas, dan membentuk individu-individu yang selalu menyisakan keberislaman dalam kedirian mereka.
Melalui signifie pasar, film ini memberi kesan tentang keragaman dan kekompleksan budaya manusia Indonesia, dan melalui signifie masjid, ia tiba untuk melibatkan Islam sebagai satu bagian yang integral dari keragaman itu. Hanya saja, posisi Islam dalam keragaman budaya, bukanlah omongan sempurna tentang ajaran Islam. Dalam Rindu Kami Padamu, apa yang dapat dipandang sebagai wajah Islam, lahir dalam bentuk kritiknya terhadap banyak institusi.
Salah satunya hadir dalam gagasan tentang kubah masjid. Kubah menjadi simbolisasi Islam, yang dihadirkan sebagai bentuk parodi yang miris. Ia melibatkan institusi negara dan watak orang-orang kaya yang individualis. Meski hanya hadir, dalam perbincangan singkat antara Pak Haji Arief dengan seorang lelaki yang diceritakan tengah menghadapi problema ditinggal istri, gagasan tentang kubah masjid yang tak rampung-rampung, membiaskan ragam alasan yang begitu kuat menyorot segi moralitas orang-orang kaya dan ketidakperdulian aparat terkait.
Garin Nugroho membuat film ini penuh dengan simbol, sehingga ia berusaha menggiring penonton untuk menikmati bahasa sastra dalam film. Melalui film ini sebenarnya, kritik pada wajah umat Islam di Indonesia sedang ditampakkan, sebuah penampilan sosiologis yang menantang segala pengkhotbah risalah yang dogmatis. Seperti kata Garin sendiri suatu waktu, bahwa Film Rindu Kami PadaMu berangkat dari sebuah gagasan tentang religiusitas sebenarnya, yang selalu tampil dalam kehidupan sehari–hari, remeh-temeh namun sangat bisa menyentuh, dan tidak berupa khotbah–khotbah mengawang.
Religiusitas itu bisa muncul di mana saja, pada siapa saja, dan tidak hanya berlangsung di tempat–tempat ibadah saja. Religiusitas bisa berlangsung dalam gerak nyata hidup sehari–hari, yang dengannya kesederhanaan hidup bisa berlangsung. Rindu Kami Padamu mengantar pemikiran, bahwa Islam tidak pernah berada di tempat yang jauh, ia dekat di sini, dan ada di keseharian manusia Indonesia.

Senin, 14 November 2011

Konsep Dasar Pemrograman


Pengertian :
Algoritma : Langkah-langkah untuk menyelesaikan sesuatu masalah
Pemrograman Terstruktur : “Metode untuk mengorganisasikan dan membuat kode-kode program supaya mudah untuk dimengerti, mudah di test dan di modifikasi.”
Algoritma Pemrograman Yang Baik
Ciri-ciri algoritma pemrograman yang baik adalah :
  1. Memiliki logika perhitungan/metode yang tepat dalam memecahkan masalah
  2. Menghasilkan output yang tepat dan benar dalam waktu yang singkat
  3. Ditulis dengan bahasa yang standar secara sistematis dan rapi sehingga tidak menimbulkan arti ganda.
  4. Ditulis dengan format yang mudah dipahami dan diimplementasikan ke dalam bahasa pemrograman.
  5. Semua operasi yang dibutuhkan terdefinisi dengan jelas.
  6. Semua proses harus berakhir setelah sejumlah langkah dilakukan.
Standar Suatu Program Yang Baik
A. Standar Pemecahan masalah
teknik untuk dapat membantu memecahkan masalah antara lain teknik Top Down dan teknik Modular.
B. Standar Penyusunan Program          
1. Kebenaran logika dan penulisan
Program yang disusun harus memiliki logika dalam pemecahan masalah. Program yang dibuat harus memiliki ketepatan, ketelitian dan kebenaran sehingga menghasilkan program yang baik.
2. Waktu penulisan dan eksekusi program
3. Perawatan dan pengembangan program
Penyusunan program harus mempunyai sifat kesederhanaan dan kejelasan dari program yang nantinya akan dikembangkan dan membantu dalam perawatan.
4. Portabilitas
Bahasa pemrograman dan program yang disusun sebaiknya bisa dipakai pada berbagai tipe komputer yang berbeda-beda dan berbagai jenis sistem operasi.
Standar Perawatan Program
1. Dokumentasi
2. Penulisan Instruksi
a. Berikan keterangan untuk awal statement atau instruksi yang tergabung dalam sekelompok statement.
b. Awal dan akhir statement dari sekumpulan statement ditulis pada kolom yang sama.
c. Gunakan sebaris atau beberapa baris kosong sebagai pemisah.
d. Hindari pernyataan untuk Percabangan
(IF statement ) yang sangat rumit dan Nested Loop (Loop disalam Loop lain) yang berlebihan.
e. Gunakan “kurung buka dan tutup” dalam menulis suatu ekspresi Aritmatika atau logika.
f. Gunakan “Spasi” dalam menulis statement atau instruksi.
Sifat Penulisan Program
a. Program Oriented
Penulisan program yang struktur programnya selalu berubah, apabila kondisi data yang diproses di dalam program tersebut, bertambah volume datanya. Selain itu penulisan program ini bersifat statis dan tidak fleksibel (program animasi)
b. Data Oriented
Penulisan program yang struktur programnnya tidak selalu berubah, walaupun volume data yang diproses di dalam program tersebut, dalam jumlah besar. Selain itu pula penulisan program ini bersifat dinamis dan mempunyai tingkat fleksibilitas yang tinggi.
Kualitas Bahasa Pemrograman
1. Ekspresifitas
Bahasa pemrograman yang baik harus jelas dalam menggambarkan algoritmanya yang dibuat.
2. Definitas (dapat didefinisikan dengan baik)
Bahasa Pemrograman dapat didefinisikan dari adanya sintak dan semantic baik. Sintak dan semantic ini haruslah konsisten dan tidak bermakna ganda.
3. Tipe data dan Strukturnya
Bahasa pemrograman yang baik harus berkemampuan dalam mendukung berbagai tipe data (integer, string,real). Serta struktur data (array, record,file)
4. Modularitas
Bahasa pemrograman yang baik harus memiliki fasilitas sub program. Program yang besar dapat dikerjakan oleh beberapa pemrogram secara bersama-sama yang nantinya dengan mudah dapat digabungkan menjadi sebuah modul saja.
5. Adanya Input Output
Bahasa pemrograman yang baik harus dapat mendukung berbagai jenis model file seperti sequential, random, index dsb dalam proses masukan dan keluaran.
6. Portabilitas
Bahasa pemrograman yang dapat digunakan pada berbagai tipe mesin computer yang berbeda-beda.
7. Efisiensi
Bahasa pemrograman yang dapat mengatur banyaknya instruksi program dalam membatasi waktu tempuh pemrosesan, mengatur jumlah memori yang digunakan program,.
8. Interaktif
Bahasa pemrograman yang baik harus mudah dipelajari dan diajarkan pada user. Serta dimengerti tentang proses yang sedang dilakukannya.
9. Umum
Bahasa pemrograman yangn baik harus memiliki jangkauan yang luas untuk berbagai aplikasi pemrograman sehingga dapat bersifat bahasa serbaguna. 

Mata Kuliah : Algoritma Dan Pemrograman
Sumber : Modul Kuliah STMIK Tasikmalaya